komfirmasi.com – Pastikan ketersediaan stok pangan selama status tanggap darurat Corona Virus Disease (Covid-19) tercukupi. Komisi II DPRD gelar vicon Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kabupaten Banjar.

Usai gelaran RDP di kantor DPRD Kabupaten Banjar, Saidan Fahmi, anggota Komisi II mengatakan, berdasarkan hasil RDP bersama Dinas Ketapang Kabupaten Banjar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar telah memastikan untuk ketersediaan stok pangan salama bencana nonalam Covid-19 hingga tiga bulan kedepan dapat terpenuhi.
“Beberapa komoditi lain pun hingga tiga bulan kedepan dipastikan aman, khusus untuk ketersediaan stok beras di Kabupaten Banjar. Mengingat untuk beras daerah kita memperoduksi sendiri,” ujar politisi Partai Demokrat Kabupaten Banjar pada, 15 April 2020.
Kendati, beberapa komoditi dipastikan terpenuhi hingga tiga bulan kedepan. Namun, dikatakan Saidan, masih ada beberapa komoditi yang ketersediaannya perlu perhatian serius seperti, bawang merah, bawang putih, gula, dan beberapa kebutuhan pangan yang didatangkan dari luar daerah.
“Kami juga meminta kepada dinas terkait agar ketersediaan stok pangan dipasaran tetap aman dan tidak terjadi kelangkaan. Utamanya saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah yang saban tahunya terjadi peningkatan harga dan konsumsi,” tegasnya.
Tak hanya itu, Saidan pun memastikan, anggota legislatif DPRD Kabupaten Banjar akan terus memaksimalkan fungsi pengawasan selama pandemi covid-19 dengan melakukan monitoring langsung dilapangan terkait ketersediaan stok pangan.
“Kita juga sudah mengevaluasi metode monitoring agar sesuai dengan anjuran pemerintah yakni, social distancing. Sebelumnya metode kami masih secara rombongan saat monitoring,” akunya.
Ditemui pada, Kamis (16/4/2020) di kantor kerjanya, Kepala Dinas Ketapang Kabupaten Banjar, Eddy Hasby membenarkan pada 15 April 2020 telah membahasa terkait ketersediaan pangan di Kabupaten Banjar selama pandemi covid-19, dan saat menjelang Ramadhan hingga Idul Fitri 1441 Hijriah.
“Kalau beras, berdasarkan perhitungan pada periode 6 bulan lalu yakni, musim tanam dan musim panennya, dan berdasarkan informasi dari Dinas Tanaman Pangan Holtikultural (DTPH) Kabupaten Banjar telah terpanen sekitar 14.000 Hektar dengan total produktivitas 3,7 persen atau sekitar 26.996 ton berat bersih beras. Sedangkan kebutuhan kita hanya 13.646 ton beras atau terjadi surplus,” tutur Eddy.
Kendati, surplus lanjut Eddy, Pemkab Banjar jangan over optimis terlebih dulu. Mengingat masih dalam situasi pandemi covid-19. “Misalkan salah satu desa sebagai kindai masyarakat yang panen terjadi lockdown. Sudah pasti mereka tidak akan menjual hasil panennya karena untuk bertahan hidup, tentunya Ikhwal tersebut dapat memicu gejolak harga dan terjadinya kelangkaan beras sebagai bahan kebutuhan pokok penting (bakpokting),” ungkapnya.
Akan tetapi, kalau kondisi covid-19 di Kabupaten Banjar normal atau aman dari Kejadian Luarbiasa (KLB), Eddy pun memastikan aman.
“Saat ini untuk ketersediaan bakpokting lainya seperti, daging sapi, telur, ikan, dan lain sebagainya berdasarkan perhitungan gizi, kalori, dan protein penduduk di Kabupaten Banjar relatif aman atau surplus. Namun, berdasarkan perhitungan tersebut untuk ketersedian gula hanya 1.275 ton sedangkan kebutuhan gula kita sekitarĀ 1.592 ton artinya terjadi devisit begitu pun menyik goreng masih defisit. Mudah-mudahan pandemik covid di kabupaten Banjar tidak meluas,” pungkasnya.(tim/kom)