MARTAPURA, Anggota DPRD Kabupaten Banjar Akhmad Zacky Hafizie menilai, program pencegahan dan penanganan stunting yang dilaksanakan 7 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Banjar yang dinilai tidak tepat sasaran.
“KENAPA saya katakan tidak tepat sasaran, karena dari Rp114 miliar anggaran untuk pencegahan stunting, hanya sebesar Rp3 miliar untuk keperluan makan dan minuman bergizi. Penggunaan anggaran selebihnya saya rasa sangat tidak tepat,” jelasnya.

Menurutnya anggarannya lebih banyak difokuskan pada kegiatan rapat-rapat, penyuluhan, kegiatan fisik, diklat, honorarium dan segala macamnya?
“Kalau anggaran makan minuman bergizi hanya sekitar Rp 3 miliar, dan penerimaan manfaat hanya mendapatkan anggaran makanan minum Rp15.000 plus potong pajak”
“Apakah ini bisa mencegah angka kenaikan stunting. Anehnya, anggarannya bertambah, kasus stunting juga naik,” sambungnya.
Berdasarkan data pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar, total jumlah anak yang lahir pada 2023 terdata 8.978 orang, dan yang mengalami stunting sebanyak 6.089 orang dari jumlah total 29.153 balita yang diukur, ungkapnya.
“Dari 29.153 balita, sebanyak 6.089 orang terkena stunting. Inikan bukan jumlah yang sedikit,” lanjutnya Zacky Hafizie.
“Kami dari DPRD Kabupaten Banjar punya fungsi pengawasan, sehingga kami selalu mengawasi semua penggunaan anggaran agar digunakan tepat sasaran. Kalau sudah tepat sasaran tentu masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih maksimal,” tutupnya.