BANJAR, Sektor peternakan dan perkebunan di Kabupaten Banjar perlahan mulai membaik, setelah sempat terpuruk akibat pandemi virus corona. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Banjar Ir Dondit Bekti Agustiono, akhir pekan tadi di Martapura.

MENURUTNYA pada bulan ke 2 musim pandemi Covid-19, daya beli masyarakat di sektor ini sempat merosot. Sedangkan biaya operasional cenderung membengkak, khususnya untuk peternakan ayam pedaging atau broiler.
Pada bulan April hingga Juli yang lalu, harga ayam broiler turun drastis, dan berdampak terhadap peternakan ayam kandang. Dimana pada kondisi normal 10 ribu ayam, sekarang hanya 60-80 persen saja.
Ditambahkannya lagi, bahwa bisnis ternak ayam broiler di Kabupaten Banjar menggunakan sistem plasma, 100 persen pola yang dipakai adalah pola kemitraan.
” Karena kondisi itu, banyak perusahaan perternakan yang menghentikan sementara aktivitasnya, dikarenakan mereka tidak bisa mengirim suplay ayam dan ternak keluar daerah,” terangnya Dondit.
Tidak hanya ayam broiler, sektor daging potong juga mengalami hal serupa, dengan penurunan mencapai 50 persen dari kondisi normal.
” Sektor ini mampu bertahan, dikarenakan sebagian pemotong juga merangkap pedagang. Baik itu di pasaran, partai maupun eceran,” tambahnya.
Pada triwulan ke 3 tahun 2020, dimana kondisi status dari pemerintah adalah new normal, namun perubahan untuk menuju stabil tidak langsung berubah begitu saja.
” Perlahan namun pasti, aktivitas ekonomi di masyarakat mulai kembali normal. Diharapkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan primer kembali normal seperti sebelum adanya pandemi,” imbuhnya.
Saat ini kondisi sirkulasi pengiriman ayam potong, dan daging potong mulai menunjukkan peningkatan, pasca dibukanya akses untuk pengiriman barang antar wilayah serta diizinkannya lagi aktivitas ekonomi kerakyatan walaupun dengan penerapan protokol kesehatan. ****